Thursday 5 November 2015

"THE POWER OF CHORD" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, November 2015)

"THE POWER OF CHORD"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, November 2015


DEFINISI AKOR
Satu hal yang sulit dipisahkan dari keberadaan dan perkembangan musik adalah CHORD atau AKOR. Secara sederhana CHORD adalah dua buah bunyi atau lebih yang dibunyikan bersamaan. Meski bisa juga sebuah akor dibunyikan secara arpegiated way atau “dipecah”. Dalam musik bertonalitas yang berbudaya barat, akor yang paling lazim hadir dalam bentuk TRIAD. Dari situlah kita mengenal akor mayor, minor, diminished dan augmented. Yang seiring berjalannya peradabanakan mendapat varian-varian dan derivat-derivat yang ada kalanya sangat rumit.

Akor menentukan apa yang dikenal sebagai unsur harmoni pada musik. Dalam harmoni inilah musik diperkaya nuansanya. Berbagai adukan dan adonan rasa dalam musik akan semakin kaya dengan harmoni. Jadi dapatlah dikatakan bahwa akor memiliki kekuatan dan atau kemampuan. Itulah THE POWER OF CHORD. Kemampuan atau kekuatan akor akan semakin nyata jika ia berada dalam keadaan “bergerak”. Dengan demikian, kita mengenal pergerakan akor atau dalam istilah teknisnya adalah CHORD PROGRESSION.


The power of chord ini sudah barang tentu dijumpai juga dalam Musik Jazz. Apalagi sudah semakin umum ditengarai bahwa Jazz adalah sebuah genre musikal yang memiliki kekhasan dari sisi harmoni. Sering kita dengar ungkapan yang membosankan, menjijikkan, dan memuakkan seperti ini: “Gile loe. Loe main Jazz ya? Waaaahhh sulit tuh, chordnya miring-miring!“

PROGRESI II-V-I
Kita juga acap kali mendengar tentang beberapa siswa musik yang kesulitan dan berkeringat dingin, serta stress sakit kepala ketika dihadapkan dengan akor Jazz yang bisa sangat rumit dan kompleks. Harmoni dalam Musik Jazz memang sangat tidak sederhana. Namun bukan kompleksitasnya yang penting. Yang lebih utama adalah THE POWER OF CHORD itu sendiri. Dalam artian adalah progresi chord saat Jazz Chord dalam Jazz harmoni itu “bergerak”. Ada baiknya kita menilik sebuah Chord Progression yang sangat popular dari sekian banyak Chord Progression, yakni PROGRESI II-V-I atau 2-5-1.


Dalam kunci mayor, progresi II-V-I adalah:
ii =  akor minor
V= akor Dominant atau Dominant Septim (Dom-7th)
I = akor mayor.

Jadi jika kita bermain dalam kunci nada D Mayor,
maka progresi II-V-I nya adalah: Em - A(7) - D.

Jangan dikira bahwa progresi II-V-I ini monopoli Musik Pop dan Musik Jazz saja. Musik Klasik pun memakai progresi semacam ini. Silahkan simak contoh berikut dari Prelude in C Major, karya JS.Bach yang teramat sangat terkenal dari buku Well Tempered Klavier jilid 1:



PROGRESI II-V-I DALAM MUSIK JAZZ
Lalu jika Musik Klasik pun memakai progresi II-V-I, kira-kira apa perbedaan antara progresi II-V-I dalam Musik Klasik dan Musik Jazz?


Nampak sangat jelas bahwa dalam Musik Jazz, unsur II-V-I menjadi lebih progresif sifatnya dan lebih “kaya”. Sebetulnya ada berbagai afeksi dan bahkan impressi dari progresi II-V-I ini. Afeksinya bisa macam-macam, dari mulai kesan sendu sampai romantis. Mungkin hal sedemiikian terkesan terlalu subyektif. Yang penting dipahami adalah bahwa progresi II-V-I memiliki POWER sebagai CADENCE atau kalimat penutup. Secara teknis, dalam Musik Jazz fungsi “memuluskan” keberadaan akor Tonic (tingkat I dalam tangganada mayor) sebagai penutup satu kalimat musik.

Berikut disertakan modus yang paling lazim dipakai 
jika seorang siswa Jazz ingin melakukan improvisasi dengan kerangka progresi II-V-I.


Berikut ini merupakan latihan olah bunyi dalam progresi II-V-I bagi para pemula Jazz. Jika mereka meluangkan sedikit waktu setiap hari memainkan latihan ini maka akan segera terasa The Power of Chord nya.

LATIHAN I

 LATIHAN II


1 comment:

Note: only a member of this blog may post a comment.