Tuesday 6 October 2015

"JAZZ RASA INDONESIA" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, October 2015)

"JAZZ RASA INDONESIA"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, October 2015


BUT FIRST, IT’S COFFEE TIME!
Terlebih dahulu saya awali paparan ini dengan sekelumit cerita tentang KOPI. Yang pertama kali mengenal biji kopi adalah orang-orang dari Ethiopia Afrika. Kemudian dengan berjalannya waktu dan peradaban manusia, kopi menjadi minuman olahan yang digemari di lebih dari 70 negara dan bangsa. Bukan saja digemari, kopi malahan sekarang ini menjadi salah satu ciri dari peradaban budaya suatu bangsa. 

Orang Italia sangat berbangga dengan seni kopi cappuccino. Orang Amerika sangat girang dengan gaya sajian kopi gaya Amerika atau lebih dikenal sebagai americano. Penduduk Jazirah Arab juga mendapat banyak perhatian dunia dengan produk kopi Arabica. Sementara Brazil dan Costa Rica tersenyum puas dengan kopi nya yang memiliki keasaman tinggi. 

Di Indonesia pun, ada beberapa sajian dan jenis biji kopi yang ditaruh respek banyak bangsa. Kopi Aceh dengan aroma rasa dan teknik penyajian yang khas. Papua yang rasa kopinya fruity serta Mandailing dan Gayo. Negara yang baru kelar berperang seperti Vietnam pun mereguk manfaat dengan cara penyajian kopi alla Vietnam dengan poci dan gelas plus filter yang menyatu.


JAZZ = KOPI
Jazz sepertinya identik dengan kopi. Berasal dari sebuah asimilasi kultur Afrika Eropa, Jazz berkembang menjadi salah satu bagian integral budaya musikal suatu bangsa. Orang mengenal Ahmad Jamal, pianis Jazz yang menawarkan Jazz rasa Timur Tengah. Antonio Carlos Jobim dan Luis Bonfa serta Mango Santamaria dengan Jazz rasa Latin Amerika Selatan. Makato Ozone yang membuat ramuan Jazz dengan etnik Jepang, serta masih banyak lagi. 


Apa yang membuat Jazz bisa identik dengan kopi? Berasal dari bangsa A namun kemudian bisa menyublim menjadi budaya bangsa B C D E dan seterusnya. Jawabannya adalah JAZZ IS MARSHMALLOW. Jazz itu kenyal. Jazz memiliki sifat dapat melebur, dapat dipengaruhi, dan dapat dikawini kultur apapun dengan hasil yang tetap estetis. Selain itu Jazz adalah sebuah “bahasa” komunal. Dalam sesi improvisasi, orang yang main Jazz tidak hanya meluapkan dan membagi rasa dan pengalaman estetisnya, melainkan juga melakukan DIALOG.


RUANG INTEPRETASI DALAM MUSIK KLASIK
Hal lain yang perlu mendapat sorotan khusus terhadap kekenyalan Jazz adalah dalam ranah RUANG INTERPRETASI. Interpretasi adalah upaya tafsir. Dalam Musik Klasik, interpretasi selalu HARUS berada dalam koridor presisi teks dan konteks nya. Kalo anda main Well-Tempered Klavier dari JS. Bach misalnya. Maka anda akan “dinilai” ketepatan dan kepersisan dalam parameter gramatik, idiom, dan juga retorika musiknya Bach. Jika anda melenceng sedikit saja, maka bersiaplah dihujani kritik super pedas dan bahkan caci maki serta “tamparan-tamparan”.

Dalam Musik Klasik selalu ada “rasa” saat individu menafsir karya. Kita tidak bisa dan memang tidak seharusnya “menuntut” seorang Lang Lang asal China untuk main Bach dengan rasa seorang Andras Schiff ataupun Glenn Gould. Lang Lang tetap akan membawakan Bach (kalo dia pernah main Bach), dengan sepersekian persennya “rasa Asia”. Namun tentu rasa Asianya tetap dalam koridor kelaziman dan tatanan adab Musik Klasik. 


INTEPRETASI DALAM MUSIK JAZZ
Sangat berbeda dengan interpretasi Musik Jazz. Interpretasi Jazz bersifat sangat personal. Jangan kaget jika “STARDUST” dilagukan bukan lagi Swing Ballad melainkan Jazz Mambo. Jangan juga pernah bingung jika “DAYS OF WINE AND ROSES” yang sangat romantis, disajikan dengan frase improvisasi yang begitu rumit sampai membuat pening kepala.

MELIRIK SEJENAK JAZZ RASA INDONESIA
Dalam keadaan dan parameter seperti itulah, nampaknya kita patut melirik sejenak pada Jazz rasa Indonesia. Sebagai sebuah pantulan rasa dan agar karsa kita tidak ngungun tanpa arah. Bukan sebagai kritik. Bukan juga sebagai paparan sejarah yang membosankan. Pun tidak sebagai inspirasi. Hanya secercah torehan agar ke depan kita tidak menjadi orang-orang yang sok tau membawa bendera Jazz tanpa sadar bahwa yang kita usung dalam sejatinya adalah sebuah musik sampah klas ensembel kaleng.

ASAL USUL JAZZ DI INDONESIA
Kapan Jazz pertama kali di kenal di Indonesia? Jawabannya sangat beragam. Ada yang mengatakan bahwa Jazz di Indonesia diperkenalkan melalui radio. Banyak pemusik klasik di Indonesia dan pemusik “otodidak” yang mendengarkan siaran Jazz dari Voice of America. Mereka kemudian belajar Jazz dengan menirukan dan/atau belajar secara korespondensi via surat dan buku yang dikirim dari Amerika. Beberapa pemusik malahan mendapat sertifikat dari kursus Jazz jarak jauh semacam ini. 

Sumber lain mengatakan bahwa Jazz masuk ke Indonesia saat diperkenalkan oleh grup musik hiburan dari Filipina. Mereka main di Ballroom Dance seperti di Batavia, Semarang, Bandung, dan Surabaya. Sebagai grup musik alternative pendamping musik kamar klasik. Band Filipina ini salah satu anggotanya adalah Mayor Sambayon. Selain main Jazz, sang Mayor juga memberi kursus teori musik, form analysis, dan harmoni bagi para siswa piano - murid dari Mevrouw Roemer dan Herr Bothmer yang jaman itu sangat terkenal. 

Mana yang paling historis? Susah dan menjadi tidak signifikan untuk diperdebatkan. Faktanya adalah Jazz telah masuk ke Indonesia melalui MEDIA HIBURAN. Sebagai catatan, Wage Rudolf Supratman, pengarang lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, adalah salah seorang pelaku Jazz di awal keberadaan Jazz di Indonesia.

THE INDONESIAN ALL STARS
Jazz rasa Indonesia, diawali dengan debut fantastis dari “THE INDONESIAN ALL STARS”. Saat itu, dekade tahun 1950 – 60an, pemusik Indonesia tampil di festival Jazz Den Haag, Belanda. Sebuah festival yang menjadi barometer Jazz dunia. Mereka terdiri dari Bubi Chen pada piano. Yopie Chen pada bass, Jack Lesmana pada gitar, Benny Mustafa pada drums dan perkusi, serta tamu dari USA yaitu Clarinetis Tony Scott. Di Den Haag mereka membawakan Jaaz rasa Indonesia: Gamelan on Jazz, Gondang on Jazz, dan Rampak Melayu on Jazz. Dunia terbengang-bengong dan gegap gempita. Bubi Chen, seorang pianis yang menjalani kursus Jazz via korespondensi, berhasil membawa Indonesia masuk ke komunitas Jazz dunia, DENGAN TETAP MEMPERTAHANKAN CIRI BUDAYA LOKAL


Di kemudian hari, Bubi Chen, oleh majalah Jazz paling bergengsi yakni DOWNBEAT dinobatkan sebagai Art Tatum nya Asia. Jejak Bubi Chen dan kawan-kawan kemudian diikuti pemusik Jazz Indonesia lainnya selang beberapa dekade. Indonesia beberapa kali mengirim duta jazz ke North Sea Jazz Festival. Tak jarang duta Indonesia mendapat kritik bahkan hinaan dan cemoohan dari Koran Belanda, Jerman, dan bahkan Koran Indonesia sendiri. Kritikannya seperti: pemain bass nya berjari beton. Kaku dan tak musikal. Pemain drum nya saat melakukan paradiddle seperti bayi baru belajar merangkak. Bunyi gitarnya sepeeti ringkik kuda lapar …. Hmmmm, sadis ya.


Jazz rasa Indonesia diawali dengan Indonesian All Stars. Kemudian Karimata menggandeng Bob James dan Lee Ritenour dalam album CD Jazz etnik Indonesia. Untuk member kesan dan rasa etnik, Aminoto Kosin waktu itu mempergunakan teknologi sampling. Jejak ini kemudian diikuti dengan nuansa berbeda oleh Krakatau dengan etnis gamelan dalam kerangka Free Jazz. Di sisi lain, ada Christ Kayhatu dan Jopie Item yang mengusung Jazz Rock rasa Ambon. Mereka sangat sukses dalam penampilannya di pasar malam TONG TONG Belanda. Selain itu ada Jopie Item dan kawan-kawan yang menawarkan Jazz ringan rasa Indonesia. Dalam debutan kaset dan piring hitam NADA DAN IMPROVISASI.



PETA JAZZ RASA INDONESIA 

Sekarang mari kita lihat peta Jazz rasa Indonesia saat ini:
1.       JAZZ ETNIK
Beberapa Jazzer tanah air, masih tekun mengikuti jejak seniornya. Mempergunakan unsur etnik Indonesia dalam lanskap komposisi Jazz. Hanya saja, kerap terjadi bahwa unsur etnik ini menjadi sebuah tempelan belaka. Perlu ada upaya penelisikan lebih lanjut, agar para Jazzer muda yang saat ini banyak telah lulus dari Berklee tidak semata mengekspos materi tangga nada Musik Tradisi. Melainkan sublim pada musikalitasnya. Jangan cuma main nada-nada saluang dan talempong trus diiringi irama fusion dan/atau Swing. Olah juga idiom asli dari Talempong dan Saluang. Hal semacam ini masih langka dilakukan bahkan sangat langka.

2.       LAGU INDONESIA YANG DI-“JAZZ” KAN (“JAZZY)
Sangat sering bahkan sudah terlalu sering dan membosankan, bahwa saat sebuah judul Indonesian Jazz dikumandangkan, yang tampil adalah lagu-lagu daerah yang hanya dialun menggunakan irama Swing, Bossa Nova ataupun Fusion Jazz. Akan sangat bermakna bila ke depannya, para Jazzer muda menoleh sedikit kearah Jazzer papan atas seperti Don Grusin, Dave Grusin, dan Suriname Jazz Band. Agar lagu daerah Indonesia diolah lagi. Disesuaikan materinya dengan lanskap standar komposisi Jazz. Sehingga bukan lagi Anging Mamiri yang DIPAKSA DIIRINGI SWING DENGAN SCAT VOCAL MENJIJIKKAN, melainkan Anging Mamiri yang kali ini dilantunkan alla orang Jazz.

3.       KOMPOSISI ASLI JAZZ RASA INDONESIA
Mohon tidak salah kaprah. Komposisi Jazz rasa Indonesia bukan cuma tangganada gamelan dipaksa jadi Swing atau Fusion. Tetap ada tempat bagi personal individual untuk mengkreasi Jazz tanpa latah menempel elemen etnis. Seperti perkusionis Omar Hakim yang meski tak pernah melantunkan scale Arab, namun tetap terciri rasa Middle East. Juga Makoto Ozone yang tanpa latah ber“shamizen” sudah mengedepankan ciri rasa Jepangnya.

Jazz rasa Indonesia BUKAN sebuah determinasi. Tak perlu repot untuk mencari formulasi Jazz yang benar-benar mewakili citra budaya Indonesia. Bangsa ini terlalu kaya untuk bisa dibatasi dengan sebuah genre musikal. 

Jazz rasa Indonesia adalah sebuah “pekerjaan rumah” jika ke depan kita masih berharap pada Jazz sebagai sebuah media komunikasi kultural yang menjembatani kesenjangan pergaulan antar bangsa. Layak diingat bahwa dalam bergaul, kita sama sekali tak perlu sampai mengorbankan dan kehilangan jati diri!

1 comment:

  1. QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda!!
    Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    • Bandar66 (NEW)
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam ????
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE
    Come & Join Us!?

    ReplyDelete

Note: only a member of this blog may post a comment.