Sunday 3 May 2015

"SEKILAS TELISIK PENTATONIK" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, Mei 2015)

"SEKILAS TELISIK PENTATONIK" (Bagian I)
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, Mei 2015


MODUS DALAM MUSIK JAZZ
Dalam dua edisi, sudah dijabarkan tentang MODUS. Pengertian Modus tersebut sekaligus memberi makna baru pada lanskap tentang Musik Jazz. Jazz tidak lagi dan tidak hanya dipandang sebagai musik dengan tonalitas atau poros nada tertentu. Melainkan, dalam Jazz, semua nada dalam sebuah tangganada dapat menjadi poros tangganada baru. Dengan kata lain, Jazz bukan Musik Tonal semata, melainkan juga sebuah alur komposisi musik MODAL

Sudah dijabarkan juga aplikasi tangganada Modal atau Modes sebagai materi dalam komposisi dan terutama dalam improvisasi Jazz. Yang dalam esensinya mengedepankan pentingnya tangganada sebagai sebuah bahan pokok untuk membangun alur harmoni dan sebagai materi "bahasa" saat “berdialog" dalam sesi improvisasi. Selain modes atau modus tangganada yang asalnya dari Yunani, ranah Jazz mengenal pula TANGGANADA PENTATONIK. Berikut kita akan menelisik selayang pandang agar setidaknya dapat ditangkap secercah pengetahuan untuk makin lengkapnya materi improvisasi Anda.


PENGANTAR TANGGANADA PENTATONIK
Tangganada Pentatonik erat sekali pertaliannya dengan Musik Tradisional. Banyak budaya musik di belahan dunia yang memiliki tangganada Pentatonik. Tentu saja dengan kekhasan dan keunikan masing masing. Dalam budaya musik yang tradisional, tangganada ditengarai dari materi lagu. Sedangkan dalam Musik Modern (termasuk Musik Jazz,) lagu atau musik lah yang dibangun dengan menggunakan tangganada. Musik primitif sebetulnya terbangun hanya dari sebuah tangganada saja. Dan tangganada tersebut berupa SATU MODE saja. Dalam perkembangannya, musik menjadi semakin kompleks dan rumit. Sebuah komposisi musik bisa memakai lebih dari sebuah tangganada. Sebuah komposisi musik pun bisa memuat lebih dari satu modus atau mode (lihat Staccato edisi Maret dan April 2015). Perkembangan tangganada itu sendiri melibatkan banyak aspek. Dari mulai yang bersifat intuitif belaka hingga yang bersifat keilmuan atau ilmiah. Salah satu contohnya adalah TANGGANADA PENTATONIK.


TANGGANADA PENTATONIK MAYOR
Kita telisik terlebih dahulu TANGGANADA PENTATONIK MAYOR. Tangganada ini adalah tangganada tertua yang tercatat dalam peradaban sejarah umat manusia. Juga adalah tangganada yang paling lama dapat bertahan dalam arus perkembangan jaman budaya manusia. Sesuai namanya, tangganada mayor pentatonik terdiri dari LIMA NADA. Yakni nada 1, 2, 3, 5, 6 dari sebuah tangganada mayor di semua kunci. Jika divisualisasikan dalam kunci nada C, maka kita akan mendapatkan C-D-E-G-A, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:


SISTEM LARAS WELL-TEMPERED & ILL-TEMPERED
Catatan paling tua dari Tangganada Pentatonik Mayor adalah dari kebudayaan Cina dan Yunani – sekitar 2500 tahun silam. Beberapa bangsa juga mengenal Pentatonik Mayor. Jepang, India, Afrika, dan tentu saja GAMELAN JAWA.

Mungkin akan timbul pertanyaan dari Anda. “Lho jika Gamelan Jawa itu bertangganada pentatonik mayor, jadi bisa dong dengan serta merta dipakai untuk materi Jazz????!!!!” Jawabannya adalah TIDAK. “lho kenapa????” KARENA SISTEM LARAS NYA SANGAT BERBEDA. Jazz pada umumnya menggunakan WELL-TEMPERED SYSTEM. Sementara gamelan dan alat musik tradisional lainnya menggunakan sistem tala ILL-TEMPERED. Perbandingan frekuensi tiap nadanya TIDAK SAMA. Jadi dalam telisik kita, pentatonik mayor dalam instrumen Musik Tradisi, dipandang dengan pengandaian sistem tala nadanya adalah Well-Tempered.

TANGGANADA PENTATONIK MAYOR & CIRCLE OF FIFTH
Pertanyaan berikutnya yang bisa saja muncul adalah: “Mengapa tangganada Pentatonik Mayor dapat bertahan sedemikian lama dan dapat begitu melekat di berbagai bangsa?” Kita telisik jawabannya dengan bertolak dari LINGKARAN KWINT (Circle of Fifth or Quint Circle). Sebuah grafis yang wajib dipahami oleh setiap siswa musik terutama siswa piano yang akan menempuh ujian internasional. Nada-nada yang menjadi unsur tangganada Pentatonik Mayor terdapat dalam tangganada yang tersusun dalam Circle of Fifh, yaitu nada: C, D, E, G, A. (lihat gambar 1.1 dan 1.2)

GAMBAR 1.1 CIRCLE OF FIFTH

GAMBAR 1.2 TANGGANADA PENTATONIK MAYOR
source: JazClass

Secara grafis, lima nada tersebut membentuk segmen utuh dari belahan bangun lingkaran. Secara psikoakustik, keadaan demikian dikatakan sebagai nada- nada yang BERKORELASI SANGAT ERAT SECARA AKUSTIS. Sekarang mari kita lihat kedudukan nada-nada Pentatonik Mayor dan kita telisik relasi bunyinya. Pada tuts piano, kira-kira akan terbentuk kombinasi antara interval major 2nd (tone) dan minor 3rd, sbb: (lihat gambar 1.3)

major 2nd (C-D)
major 2nd (D-E)
minor 3rd (E-G)
major 2nd (G-A)
minor 3rd (A-C)

 
GAMBAR 1.3 INTERVAL PENTATONIK MAYOR

Jika kita bunyikan berulang-ulang, maka akan kita dapati bahwa tangganada Pentatonik Mayor dapat memberi kesan: SEBAGAI TANGGANADA (scale), SEKALIGUS SEBAGAI ARPEGGIO ATAU AKOR YANG DIPECAH (broken chord). inilah sebabnya mengapa orang tak pernah merasa bosan berkutat dengan Tangganada Pentatonik Mayor.

BERLATIH TANGGANADA PENTATONIK MAYOR
Untuk mempertajam pemahaman dan mengasah rasa musikal Anda, berikut ini Saya sajikan beberapa buah latihan olah kepekaan terhadap Tangganada Pentatonik Mayor.

LATIHAN I
Cobalah melakukan improvisasi dengan materi tangganada C Mayor Pentatonik atau Pentatonik Mayor dalam C, yaitu: C-D-E-G-A dalam akor C (4 bar), lalu Am (4 bar).

LATIHAN II
Latihlah pola-pola berikut ini dalam kunci nada C, G, dan F mayor
(lihat gambar 1.4) 

GAMBAR 1.4 LATIHAN POLA PENTATONIK MAYOR

LATIHAN III
Anda juga dapat mencoba Tangganada Pentatonik Mayor dalam progresi Blues 12-bar. Progresi ini wajib dan harus dikuasai oleh para pemula dalam Musik Jazz.
(lihat gambar 1.5)

 
GAMBAR 1.5 LATIHAN PENTATONIK MAYOR
DALAM PROGRESI BLUES 12 BAR IN C

Catatan:
Untuk C gunakan materi C mayor pentatonik (C-D-E-G-A)
Untuk F gunakan materi F mayor pentatonik (F-G-A-C-D)
Untuk G gunakan materi G mayor pentatonik (G-A-B-D-E)

Dalam edisi Staccato selanjutnya akan ditelisik MINOR PENTATONIK dan aplikasi yang afdol untuk improvisasi dalam Musik Jazz.

pics courtesy of:

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.